Translate

Rabu, 12 Maret 2014

Perjuangan Amran Nur, Mantan Wali Kota Sawahlunto Memajukan Pariwisata

Sawahlunto adalah kota yang potensi tambangnya mulai berkurang. Selain tambang, hampir tidak ada potensi lain yang bisa dikembangkan di kota berusia 123 tahun ini. Saat terpilih menjadi wali kota, Amran Nur menyulap kota ini menjadi destinasi wisata.
Kini, wisatawan lokal dan mancanegara kian banyak melancong ke kota tua itu. Berkat prestasi itu, Amran Nur banjir apresiasi dari berbagai pihak. Dia kembali meraih Asita Award, dalam ketegori kepala daerah yang dinilai konsisten membangun pariwisata. Seperti apa perjuangannya?


Gubernur Sumbar Irwan Prayitno antusias mendengar daftar nama penerima penganugerahan Asita Award di Pangeran Beach. Salah satu yang menarik perhatiannya adalah, penghargaan yang diterima Wali Kota Sawahlunto Amran Nur. Ia mengomentari panjang lebar upaya dan keberhasilan kepala daerah di kota itu membangun pariwisata hingga menarik banyak wisatawan.
”Dulu kita sempat khawatir, Kota Sawahlunto akan jadi kota mati setelah terhentinya aktivitas tambang batu bara oleh PT BA. Namun, Pak Amran Nur ternyata mampu mengubah Sawahlunto menjadi kota tujuan wisata dengan berbagai terobosan yang dilakukannya,” puji Irwan Prayitno saat memberikan sambutan.
Usai menerima penghargaan dari Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (Asita), Amran Nur bersedia membeberkan perjuangannya membangun pariwisata Sawahlunto dan pemikirannya untuk pembangunan pariwisata Sumbar.
Awal menjadi wali kota, kata Amran Nur, kalau hanya berharap dari tambang membangun Sawahlunto sangat kecil prospeknya. Dia pun memutar otak menciptakan ikon baru dan mengubah pandangan orang bahwa Sawahlunto bukan sekadar kota tambang.
Akhirnya, dia melihat peluang sejarah panjang Sawahlunto potensial sebagai kota wisata warisan. Sebab, para ahli waris pegawai Belanda hingga kini masih tetap menyilau tempat tinggal leluhurnya di Sawahlunto. Peluang itu ditangkap wali kota berlatar belakang pengusaha dan konsultan manajemen ini, sebagai potensi yang bisa dikembangkan. Tanpa pikir panjang, dia pun bertekad menjadikan Sawahlunto menjadi destinasi (tujuan) wisata utama di Sumbar.
Langkah pertamanya, mewujudkan Sawahlunto menjadi kota wisata tambang yang berbudaya. Ia secara intens melakukan pendekatan dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya keramahtamahan dan memberikan kenyamanan kepada pendatang.
Tokoh masyarakat yang punya pengaruh besar, dan pihak-pihak yang berpengalaman di dunia pariwisata, diajak terlibat dan studi banding pada daerah yang dianggap mempunyai keramahtamahan tinggi.
”Kita berikan masyarakat pencerahan bagaimana menjadi tuan rumah yang baik, bagaimana menciptakan keamanan pada orang yang datang. Caranya, melakukan pertemuan bersama tokoh masyarakat. Imbauan dilakukan dari tingkat camat hingga kepala jorong. Kita tekankan betul, kita harus bangkit, caranya dengan pariwisata,” ujar mantan wali kota dua periode ini.
Setelah terjadi perubahan kultur melalui edukasi, dia pun mulai membenahi seluruh potensi pariwisata dan menciptakan objek wisata baru, seperti water boom dan pembenahan taman wisata Kandi. Amran menjelaskan, ada sekitar 100 bangunan peninggalan Belanda yang memiliki nilai sejarah tinggi seperti terowongan bekas penambangan, lokasi luas bekas penambangan terbuka, serta rel dan kereta api pengangkut batu bara.
Ada juga bekas-bekas bangunan Belanda yang dijadikan kota tua, terminal kereta api dan lokomotif yang usianya mencapai ratusan tahun. Semuanya dipertahankan dan diusahakan tetap sama seperti keadaannya ketika zaman dulu. Dengan aset bersejarah itu, membuat sisa-sisa peninggalan zaman penjajahan Belanda masih jelas terlihat di Sawahlunto.
Pemerintah pun merenovasi sejumlah bangunan peninggalan Belanda untuk dijadikan objek wisata andalan bekas Kota Arang itu. Bahkan, masyarakat dibantu biaya memperbaiki rumah agar tetap bercorak tempoe doeloe.
Setelah semuanya bangkit, paket-paket wisata pun dibuat. Wisatawan asal Belanda dan domestik menjadi target utama. Mereka melakukan promosi, kerja sama dengan semua stakeholders. Menyulap rumah-rumah warga menjadi rumah layak untuk menjadi tempat tinggal wisatawan atau homestay. ”Warga kita ajarkan bagaimana teknik house keeping, pelayanan pada tamu, dan masakan yang cocok dengan selera tamu. Hal itu dilakukan untuk antisipasi masih kurangnya penginapan di Sawahlunto. Kemampuan bahasa asing masyarakat juga diperkuat,” tuturnya.
Perlahan Sawahlunto pun bangkit. Perekonomian terus menggeliat, wisatawan pun berdatangan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2004 jumlah wisatawan ke Sawahlunto hanya sekitar 14.425 orang, namun pada 2010 meningkat menjadi 645.020 orang. Meningkatnya wisatawan melancong telah menggairahkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di sektor pendidikan, ekonomi kerakyatan seperti kerajinan tenun songket, restoran dan souvenir.
Atas prestasi itu, Amran Nur diganjar berbagai penghargaan. Selain Asita Award, dia juga mendapat Penghargaan Nasional Citra Toko Budaya 2007 dari Yayasan Pelestarian budaya Indonesia. Lalu, Penghargaan Perdagangan, Pariwisata dan Investasi Daerah Tahun 2008 dari PT Indonesia Asahan Aluminium. Kemudian, Penghargaan Temu Pusaka 2008 dari Badan Pelestarian Pusaka Indonesia.
Selain itu, Sawahlunto juga mendapat Penghargaan The Best Achievement Travel Club Tourism Award 2011, dan Penghargaan Indonesia Tourism Award 2011. Bahkan, pada tahun 2009 lalu, UNESCO memberikan penghargaan Asia-Pacific Heritage Awards for Culture Heritage Conservation, dan tahun ini bakal masuk pula sebagai salah satu kota warisan dunia.
”Ke depan, saya berharap semua daerah di Sumbar mempunyai visi yang sama terhadap perkembangan pariwisata. Potensi wisata Sumbar sangat komplit. Ada laut, gunung, danau, lembah, kereta api, kapal, bendi. Ada juga kesenian, kebudayaan, kuliner, kearifan lokal yang sangat unik.
Apabila semua kepala daerah bersatu memajukan pariwisata akan tercipta paket perjalanan wisata dan daerah pun sangat berpeluang untuk maju. Bayangkanlah, daerah kita ini bagaikan surga. Tinggal memperbaiki infrastruktur, memperbaiki kesadaran masyarakat tentang pentingnya memberikan keamanan dan kenyamanan kepada pendatang, maka kita akan menjadi destinasi utama di Indonesia. Daerah lain itu tidak ada apa-apanya dibanding kita,” ujarnya. (***)
Pernah Diterbitkan di Harian Pagi Padang Ekspres
http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=22881

3 komentar:

  1. Salam dan Selamat. Lanjutkan perjuangan membesarkan pariwisata Sumatera Barat sehingga bisa menjadi penghasil devisa tertinggi.

    BalasHapus